Seklumit Renunganku

Februari 27, 2013


Dear Bloggies,

KEMATIAN. Apa yang terlintas pertama kali di pikiran kita ketika mendengar satu kata tersebut?? Kaget, campur aduk, bingung, takut, siap ataupun tidak siap?? Berbagai macam jawaban berkecamuk dan mengusik hati. Suatu hari ketika aku melewati sebuah jalan dan melihat keranda dengan selubung hijau dan untaian bunga serta orang-orang yang memanggul keranda itu, menimbulkan berbagai macam pertanyaan dan pernyataan di dalam pikiran ini. “Akankah nanti ketika aku mati di iringi oleh banyak orang-orang yang merasa kehilangan aku?? Sudahkan aku memberi manfaat bagi sekitarku sebelum aku mati?? Akankah aku mendapat ampunan atas dosa-dosa yang telah kuperbuat?? Siap kah aku menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir??. Aku masih banyak dosa. Aku belum bisa membahagiakan orang tuaku,“. 

Cukup menjadi bahan renungan acap kali melihat hal tersebut, tidak hanya ketika melihat hal tersebut. Terkadang dalam setiap aktifitas yang aku lakukan pikiran itu selalu terbesit dan membuatku selalu ingat bahwa waktu yang kupunya di dunia ini terbatas, terbatas sekali. Dunia ini hanya salah satu fase, seklumit fase untuk hamba Allah mengamalkan kebaikan, bermanfaat bagi orang banyak, dan menyebarkan nilai-nilai dalam Al-Qur’an. Fase yang menurutku cukup berat karena dalam memenuhi syariat agama selalu ada halangan yang datang, entah nafsu diri ataupun bujuk rayu syaitan.

Berapa lama waktu kita di dunia ini? Sisa berapa hari, jam, menit, detik  kah?? Itu semua hanya Allah SWT yang tahu. Ketika Malaikat Izroil datang dan bersiap mencabut ruh, kita tidak akan bisa lari dan menghindar. Dalam hadist dijelaskan :

"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun?" (QS An-Nisa 4:78)

"Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS, Al-Munafiqun, 63:11)

Penyesalan pun akan datang saat ruh kita sudah terpisah dari raga, penyesalan yang sia-sia. Dan mungkin saat itu kita mulai menangisi hilangnya waktu kita yang habis untuk melakukan dosa. Di dalam gelap dan sempitnya liang kubur, dimana tidak ada satupun orang yang menemani, hanya amalan baik kita yang selalu ada disamping kita, membantu kita melalui setiap fase. Ruh hanya bisa berharap doa dari ayah, ibu, anak, dan saudara mereka. Dalam hadis diriwayatkan seperti berikut: “Seorang mayit dalam kuburnya seperti orang tenggelam yang sedang minta pertolongan. Dia menanti-nanti doa ayah, ibu, anak dan kawan yang terpercaya. Apabila doa itu sampai kepadanya baginya lebih disukai dari dunia berikut segala isinya. Dan sesungguhnya Allah 'Azza wajalla menyampaikan doa penghuni dunia untuk ahli kubur sebesar gunung-gunung. Adapun hadiah orang-orang yang hidup kepada orang-orang mati ialah mohon istighfar kepada Allah untuk mereka dan bersedekah atas nama mereka.” (HR. Ad-Dailami)

Terbayangkan sudah ketika saat hari penghakiman tiba, hari dimana mulut kita terkunci dan seluruh anggota tubuh kita memberikan kesaksian atas apa yang telah kita perbuat. Bayangkan saja, ketika tiba-tiba saja tanganmu mengeluarkan suara “Aku dulunya sering digunakan untuk mengambil barang-barang yang bukan milikku,”. Dan kakimu bersuara “Dalam setiap langkahku aku selalu melangkah ke tempat-tempat maksiat dan tidak pernah sama sekali pergi ke masjid untuk beribadah,”. Dari sanalah amalan kita akan diperhitungkan, seberapa berat amalan baik dan berapa dosa yang telah kita perbuat. Hanya amalan baik yang akan bisa menolong kita dari ganasnya jilatan api neraka. 

Cukup bayangkan dan tanamkan bahwa hidup di dunia ini merupakan fase untuk mengamalkan segala kebaikan sesuai syariat agama dan Al-Qur’an, setiap hembusan nafas, setiap langkah yang kita ambil akan menentukan kita di fase selanjutnya. Kematian bukanlah akhir dari segalanya, selalu jadikan kematian sebagai reminder untuk kita dan selalu ber-istighfra, ingat bahwa “Allah mengawasi mu dan kamu memiliki 2 Malaikat yang mencatat amal kebaikan dan keburukanmu” ketika terlintas pikiran maksiat. Insyallah, keburukan akan terhindar. Pada dasarnya manusia tidak akan pernah luput dari dosa, tapi alangkah baiknya ketika amalan baik yang kita miliki berlipat-lipat lebih banyak dari dosa yang telah kita perbuat. Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari panasnya api neraka jahanam. Amin.

You Might Also Like

0 comments