Movie Review: A Man and A Woman, Mengaduk Emosi

Oktober 01, 2018

Dear Bloggies,


hancinema.net
Emosional, merupakan kata yang pantas untuk mendeskripsikan film besutan Lee Yoon Ki ini. Bahkan, saya yang bukan penggemar Korean Movie, bisa se emosional itu sepanjang mengikuti kisah terlarang Ki Hong(Gong Yoo) dan Sang Min (Jeon Do Yeon). Ketika sebuah hubungan pernikahan harus ternodai dengan hadirnya orang lain, apakah bisa semudah itu mengakhiri sebuah ikatan suci yang telah dibangun bertahun-tahun?


Berlatar musim dingin di Finlandia, Sang Min bertemu dengan Ki Hong saat mengantarkan anaknya yang bersekolah di Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus. Sang Min yang bersikeras mendampingi anaknya untuk ikut camp, secara tidak sengaja bertemu dengan Ki Hong yang saat itu juga mengantarkan anaknya mengikuti kegiatan camp yang sama dengan anak Sang Min. Karena merasa dari kampung yang sama, Seoul, Sang Min memberanikan diri untuk meminta bantuan Ki Hong mengantarkan dia ke camp anaknya. Akhirnya mereka sampai di dekat area camp tersebut, Sang Min saat itu berubah pikiran dan memutuskan untuk kembali. Tidak enak karena sudah merepotkan orang yang baru saja dia kenal, Sang Min mengajak Ki Hong untuk berhenti makan di salah satu restaurant. Obrolan seputar kehidupan mengalir diantara mereka, meskipun ada saat kikuk ketika kehabisan bahan perbincangan. The sparks between them starts here.

Sang Min akhirnya kembali ke Korea untuk menggantikan sementara posisi kakaknya sebagai CEO salah satu butik di Seoul. Bisa dibilang, Sang Min memiliki keluarga yang utuh. Suami seorang psikolog yang mapan, pengertian dan baik, keluarga ideal banget lah meskipun anaknya Jong Hwa mengidap autism. Dari luar, keluarga mereka baik-baik saja tapi Sang Min diam-diam memiliki kegelisahan tersendiri, fakta bahwa anaknya adalah anak berkebutuhan khusus, masih belum sepenuhnya bisa ia terima. Ia bersikeras bahwa anaknya normal dan bisa mengikuti pelajaran di sekolah umum. 

Tidak jauh berbeda dengan Ki Hong, seorang arsitek yang bekerja di Finlandia, merasa hidupnya sangat tidak pasti, uncertain, vague. Istrinya yang memiliki kondisi mental yang labil karena menikah di usia yang terlalu muda ditambah anaknya yang mengalami depresi, membuat dia jenuh dan lelah dengan kehidupan rumah tangganya. Sampai ketika dia bertemu Sang Min yang memiliki problematika yang mirip dengan dirinya.

Beberapa bulan kemudian, Sang Min dan Ki Hong secara sengaja-tidak sengaja bertemu di depan butik milik Sang Min di Korea. Ki Hong saat itu sedang mengerjakan proyek temannya di Seoul selama beberapa bulan. Seolah memendam rindu yang amat sangat, mereka selalu ingin menghabiskan waktu bersama di setiap kesempatan. Karena merasa memiliki permasalahan hidup yang sama, affair yang mereka jalani menjadi pelarian mereka dari kehidupan rumah tangga mereka. Sampai pada satu titik, ketika mereka harus memutuskan akan lari dari kenyataan atau kembali kepada keluarga masing-masing.
hancinema.net

Sekilas, cerita keseluruhan film ini sangat simple dan familiar dengan kehidupan di sekitar kita. Tapi, emosi yang tersirat dari Ki Hong dan Sang Min di setiap pertemuan mereka sangat sangat mengaduk emosi. Disini Gong Yoo dan Jeon Do Yeon sangat professional sekali! Seolah olah penonton akan sangat menikmati hubungan terlarang mereka bahkan mendukung affair itu. Quote “We don’t pick who we fall in love with, and it never happens like it should” sangat menggambarkan cerita di film ini. Mereka hanya bertemu dan jatuh hati di saat yang salah.

hancinema.net
Ada beberapa scene yang mengaduk perasaan saya, scene ketika mereka selesai makan siang di proyek yang Ki Hong kerjakan. Saat itu, Sang Min memegang tangan Ki Hong seolah menyampaikan rindu yang teramat dalam. Lalu scene ketika Ki Hong tiba-tiba memeluk Sang Min dari belakang dan menciumi nya. Duh, bukannya pervert tapi disitu kentara banget emosi yang sudah dipendam oleh Ki Hong setelah berbulan-bulan mereka tidak bertemu. Bukan cuman Sang Min aja yang gemeteran, saya pun yang nonton juga ikut kaget dan deg deg an abis.

Scene yang paling manis bagi saya adalah ketika Ki Hong dengan spontan giving light kiss kepada Sang Min setelah Sang Min menyuapinya di kereta saat perjalanan menuju Busan. It makes me flustered, I don’t know why my heart melted just seeing that spontaneous act of Ki Hong.

One of my favorite scene in this movie
Ritme cerita di film ini dibuat sangat pelan, sehingga akan terlihat membosankan bagi penonton yang lebih menyukai film dengan ritme agak cepat. Setiap adegan memberikan makna tersirat yang memiliki tafsiran berbeda antar penonton, karena disini kita meraba raba ekspresi dan perasaan dari karakter yang ada di film ini. Sayangnya, pembangunan karakter nya tokoh utamanya kurang kuat, beberapa momen terkesan di skip untuk mempercepat alur ceritanya, padahal justru itu yang penting. Alasan kenapa Sang Min bersikeras memasukkan anaknya ke sekolah umum biasa, alasan kenapa Ki Hong harus menikah muda, hal detail itulah yang membuat cerita itu terlihat buru-buru. 

Ending film ini bisa dibilang samar samar, entah karena terlalu emosional melihat Ki Hong dan Sang Min yang saling jatuh cinta, penonton dibuat berharap hubungan mereka seolah olah akan lancar lancar saja. Jujur saya menangis, ketika anak Ki Hong memeluk ayahnya dan disitu Gong Yo bisa menunjukkan emosi seorang ayah yang sedang bingung dengan perasaanya sendiri. Aduh…semakin baper lah diri ini ketika harus melihat ending yang bisa dibilang sedikit membuat kaget. Suka sih, sama semua pemeran yang ada di film ini. Mereka berhasil BANGET membawa emosi penonton, tanpa banyak dialog mereka bisa menunjukkan rasa ketertarikan yang sangat amat dalam, hanya dengan bertatap muka ataupun sekedar memegang tangan masing-masing. Speechless lah pas nonton film ini.

Oiya, film ini khusus untuk 18++ yak, karena adegan seksual di film ini yang benar-benar vulgar. Kaget lah diri ini ketika tahu Gong Yoo dan Jeon Do yeon bisa se professional itu saat adegan yang bikin hati kebat kebit ga karuan. Satu lagi, bagi penggemar melodrama, film ini cocok banget buat kalian karena benar-benar menguras emosi. Tidak banyak bumbu yang ditawarkan di film ini, tapi lebih ke menujukkan emotional connection di sebuah hubungan terlarang.

PS: Jangan lupa pake headset yah, untuk antisipasi suara suara yang tidak enak didengar dengan volume kencang, hahahha IYKWIM.

You Might Also Like

0 comments