Inner Beauty vs Outer Beauty

Juni 05, 2013




Dear Bloggies,

Di era modern ini, kalian pasti familiar dengan yang namanya kontes kecantikan seperti kontes Miss World, Putri Indonesia, dan sebagainya. Dalam kontes kecantikan tersebut wajah cantik, body bagus a.k.a yahud menjadi sorotan paling utama dari para kontestan. Meskipun menggunakan tagline 3B (Brain, Beauty, and Behavior) akan tetapi pada kenyataan wajah dan body tetap menjadi sorotan utama dalam kontes tersebut, karena behavior dan brain akan diasah ketika mereka sudah masuk karantina dan mengikuti sekolah kepribadian dan pemberian pengetahuan umum. Dengan adanya parameter cantik itu harus cantik luarnya menjadi patokan dan mengubah mindset cewek di seluruh dunia bahwa cantik itu utamanya ada di outer beauty, dan inner beauty menjadi nomor kesekian. Jadilah fenomena operasi plastik mengubah wajah secantik mungkin. (*ngebayanginnya aja udah syeeereeemm)

Kalau di lihat sih, banyak kok cewek-cewek/wanita yang tough, memiliki manner yang baik, dan berjiwa sosial tinggi (bukan jiwa sosialita). Para wanita tersebut bergerak dalam banyak bidang, berpartisipasi dalam kemajuan dunia, membantu kaum “papa” yang masih banyak ditemukan. Seperti halnya Mother Theresa yang memilih untuk mengabdikan hidupnya membantu orang-orang miskin di India, atau Margareth Thatcher, ex-perdana menteri wanita Inggris yang berjuang untuk mendapatkan kesetaraan bagi wanita untuk terjun dalam kancah politik. Mereka itulah yang saya sebut sebagai role model wanita sejati yang hebat tanpa embel-embel “ratu kecantikan” yang dipoles dengan make up sana sini dengan moral yang berubah menjadi sosialita kelas atas ketika jabatan “Putri/Ratu Kecantikan” itu diserahkan ke pemenang selanjutnya. Dengan pemberitaan miring seputar mantan-mantan ratu/putri kecantikan belakang ini semakin menunjukkan bahwa kualitas putri/ratu kecantikan di Indonesia sudah turun. Hanya satu diantara mereka yang berhasil menembus 15 besar Miss World

Jujur saja, pemikiran tentang kencantikan luar yang menjadi prioritas utama sangat TIDAK aku setujui. Bagaimanapun juga inner beauty itu yang akan bertahan lama dan takkan habis dimakan waktu, seperti kecantikan luar yang akan memudar seiring bertambahnya tahun. Patokan cantik di wajah itu menjadi patokan pula bagi kaum pria untuk menilai wanita, bahkan beberapa teman laki-laki saya menyatakan bahwa wajah itu nomer satu baru deh dilihat hatinya, “Kan dari mata turun ke hati,” begitulah jawaban hampir semua teman yang saya tanyai. Cantik itu relatif! MEMANG RELATIF tapi ya setidaknya mereka tahulah bahwa kecantikan yang sebenarnya ada di kecantikan hati masing-masing individu. Kita tidak bisa menilai sesuatu yang relative, MEMANG! Tapi setidaknya mereka bisa berfikir lebih rasional bahwa cantik diwajah akan cepat memudar seiring bertambahnya waktu.

Jumlah produk kecantikan yang semakin meningkat setiap tahunnya menjadi bukti betapa dahsyatnya statemen “Beauty comes from the Outer Look”. Berbondong-bondong wanita menghabiskan uang mereka demi penampilan mereka. Pantaskah mereka menghabiskan uang mereka untuk produk kecantikan sementara di sisi lain dunia banyak wanita yang menderita dan harus bertahan dalam kondisi ekonomi yang buruk. Tak pernah terbayangkan bukan?? Memang benar setelah para wanita cantik itu terpilih menjadi ratu/putri kecantikan, mereka akan memiliki seabrek agenda kegiatan sosial, tapi itu sebenarnya hanya untuk pencitraan dari diri mereka, industri kecantikan, dan entertainment sendiri. Outer beauty memang relative akan tetapi setidaknya tonjolkanlah inner beautymu, dimana inner beauty itu akan menjadikan outer beauty mu lebih berharga hingga akhir hayat. Love yourself, Be yourself, Respect yourself and others, Make the world proud having you.

You Might Also Like

0 comments