I'm 'Turning' 22, Everything Will Gonna Be Alright(?)

Maret 09, 2015

Dear Bloggies, 




"Selamat Ulang Tahun Andin!!" ujar saya pada diri saya sendiri pagi ini. Genap sudah, saya memasuki usia ke 22 tahun saya. Apa yang saya rasakan? apa yang saya harapkan? apa yang terjadi disekitar saya???. Saya merasa, biasa saja..karena memang setiap tahun saya tidak pernah merayakan hari ulang tahun saya seheboh beberapa teman saya. Dulu, sewaktu saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar, saya merasa iri kepada beberapa teman saya yang merayakan ulang tahun mereka di salah satu retoran fast food. Takjub! segera setelah pulang, saya meminta kepada orang tua saya untuk bisa merayakan ulang tahun saya dengan cara yang sama dengan teman saya tadi itu. Namun sayangnya itu tidak pernah terjadi, karena orang tua saya langsung mengatakan TIDAK! dengan alasan tanggungan nya masih banyak. Wajar, karena saya sewaktu itu 3 bersaudara dengan penghasilan orang tua yang mencukupi untuk sekolah dan memberikan fasilitas les privat bagi kami.

Dari tahun ke tahun, saya semakin tahu arti bertambahnya umur itu. Secara rumus nih, 
Bertambah umur=Berkurang waktu.
Yaiya sih...Berkurang waktu untuk senang-senang karena tanggung jawab semakin besar. Berkurang waktu untuk berleha-leha dan manja karena segudang tuntutan daftar impian menunggu untuk diwujudkan. Berkurang waktu untuk menambah amalan ibadah karena dosa-dosa besar kecil yang semakin bertambah sedangkan waktu untuk memperbaiki semakin sedikit. 


Setidaknya pertambahan tahun bagi saya saat ini menjadi renungan yang paling mendalam atas apa yang telah saya lakukan selama satu tahun belakangan (walopun tiap hari juga merenung atas dosa harian, astagfirullah). Masih sedikit yang saya dapatkan selama 22 tahun ini, pengalaman yang membuat saya bisa lebih memaknai dan menghargai hidup.

Berulang kali saya melakukan kesalahan dan betapa menyedihkan ketika beberapa kali saya melakukan kesalahan yang sama. Kesalahan terbesar hingga terkecil semua nya tercatat di daftar rentetan dosa-dosa saya (kesannya seperti pengakuan dosa *eh). Menyesal? pasti! tapi tidak untuk waktu yang lama. Karena penyesalan yang berlarut-larut menjadikan hidup semakin terpuruk. 

Belajar dari kesalahan masa lalu (?) menjadi harus dan WAJIB bagi saya. Kesalah yang saya lakukan di masa lalu setidaknya bisa menjadi pelajaran sekaligus CAMBUKAN yang lebih keras. Memang benar apa yang tertulis di bagian bawah buku tulis Sinar Dunia (Sidu) "Experience is The Best Teacher" (maklum, buku saya dulu banyak yang bermerek Sidu dengan kata-kata yang sama semua). 

Iya, pengalaman setidaknya menjadikan kamu lebih dewasa dalam bersikap untuk masalah yang sama di kemudian hari. Kamu akan tahu rasanya bagaimana bersikap saat dikhianati orang yang kamu percaya, kamu akan tahu rasanya ketika teman-temanmu satu per satu meninggalkanmu dengan alasan kesibukan mereka, Kamu akan tahu rasanya ketika kamu menerima tanggung jawab yang lebih besar. Semua pengalaman selama 22 tahun itu (mulai dari orok) setidaknya bisa mewarnai 'buku' hidupmu. Setiap bab memiliki cerita, setiap cerita memiliki makna tersendiri.

Teringat kata-kata salah satu dosen andalan saya di kampus "Warnai hidupmu rek, tidak mungkin kan hanya berisi warna hitam putih saja?". Keren banget! dan memang beberapa tahun ini saya menerapkan itu. Keep Going On! lakukan apa yang hatimu ingin lakukan selama itu baik bagimu. Berhasil atau tidaknya who knows? there's nothing to lose, at least you have tried ^_^. 

Tindakan nekat yang berawal saat berkunjung ke Bali ketika saya duduk di Sekolah Menengah Pertama, saya yang ingin melatih kemampuan inggris saya dengan nekatnya mendekati beberapa Bule atau turis asing. Rasanya jantung berdegup dengan kencang LUB!DUB!LUB!DUB!, saat itu saya berfikir "Ah, nekat aja! cuek! toh nggak bakalan ketemu lagi". Saking nekatnya, beberapa Bule itu menolak dan pergi dengan takut mengira saya penjual aksesori yang suka maksa-maksa, hahahaha....jelas di kira orang jualan, karena dandanan saya sudah 'ancur' dengan kondisi muka berminyak, rambut awut-awutan terkena angin dan baju sudah lusuh ditambah hanya memakai sandal japit. Yah, at least saya sudah mencoba untuk ngobrol sih...

Sensasi yang membuat ketagihan ketika saya melakukan hal yang tidak terduga dengan hasil yang terkadang di luar dugaan. Saya masih berasa mimpi ketika bisa naik pesawat dan pergi ke luar negeri. Apalagi sekarang sudah nggak 'kaku' dan deg-deg an ketika harus berbicara dengan native speaker. Satu tahun lalu, saya mendapat banyak sekali pengalaman menakjubkan. Bagaimana dengan satu tahun kedepan? Saya sendiri yang akan menentukan, dibantu dengan Tuhan yang selalu memiliki rencana indah untuk saya. Untuk mengawali nya, saya hanya berharap kesehatan bagi Orang Tua, Saya, Adek-Adek, dan Kakak sehingga kami masih bisa berbagi cerita dan keluh kesah. Andin sayang kalian. 

Selamat Ulang Tahun  Andin! 1 Tahun Hidupmu di Dunia Sudah Berkurang :)


You Might Also Like

0 comments