Pada liburan semester ganjil di bulan Februari lalu, saya dan ke dua teman saya nekat jalan-jalan ke Batu dengan modal ‘gembel’, menginap di masjid. Ya..menginap di masjid, bayangkan saja ada tiga cewek lucu-lucu dan imut tidur di emperan masjid besar. Kami memilih menginap disana karena ingin berhemat dan bisa mencicipi tambahan tempat wisata lainnya. Saya dan Dian, yang kebetulan berbeda jurusan di Kampus, berangkat dari Surabaya menggunakan mobil Dian. Kami berdua berangkat pukul 6 pagi dari surabaya, karena kami harus menjemput Zia yang sudah berada di Malang di rumah salah satu teman SMK nya dulu.

Jalanan Surabaya-Malang pagi itu masih belum sepadat biasanya sehingga dalam waktu 2 jam kami sudah sampai di rumah teman Zia. Disambut hangat oleh Ibu-nya, teman-nya Zia (duh..susah nyebutnya), kami disuguhi sarapan disana sebelum melanjutkan perjalanan. Jujur, Ibuk-nya ini baiiiikkk banget...karena kami saat itu juga belum sarapan sih J, tau aja buk..terima kasih untuk sambutannya.

Setelah sarapan dan beramah tamah, kami bertiga harus melanjutkan perjalanan ke destinasi awal kami, Jatim Park 2 dan Eco Green Park. Tidak butuh waktu lama untuk mencapai tempat tersebut, karena sudah lumayan dekat dengan rumah teman-nya Zia tadi. Kami sampai di destinasi kompleks wisata Jatim Park pukul 10.30. Karena harga tiket terusan Jatim Park 2 dan Eco Green Park hanya 85,000 (weekdays), akhirnya kami memutuskan membeli paket tersebut untuk perjalanan seharian kami (jadi tiket terusan itu hanya berlaku satu hari saja).

Masuk di gerbang Eco Green Park kami disuguhkan miniatur Shaun The Sheep yang terbuat dari susunan balok kayu dan besi bekas yang di daur ulang. Disini kami menemukan banyak barang-barang recycle yang di bentuk dan dibangun sedemikian rupa menjadi objek yang menarik (salut deh, bisa menyusun tumpukan televisi bekas menjadi miniatur gajah besar). Selebihnya, kami menikmati perjalanan dengan melihat beraneka ragam burung-burung berwarna. Saya memberanikan diri untuk berfoto dengan salah satu burung hantu, burung hantunya keren dan bagus (karena sudah di latih, burung hantu ini bisa melek di siang hari...istilahnya begadang ala burung hantu). Berasa menjadi salah satu murid Hogwarts, saya dengan bangga berpose dengan meletakkan burung hantu tersebut di kepala saya (agak deg deg an sih, karena takut kena eek si burung hantu).

Setelah kurang lebih dua jam berjalan-jalan di Eco Green Park, dan sempat pusing setelah masuk Rumah Terbalik akhirnya kami beristirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan ke Jatim Park 2 dan Batu Secret Zoo. Kami mengahabiskan sisa waktu tiket terusan kami di Jatim Park 2 dan Batu Secret Zoo. Di taman bermain, saya dan Zia hanya mencicipi roller coaster mini dan Bumper Car. Merasa sudah sangat tua sekali, saya menolak untuk menaiki wahana pemicu adrenalin. Beberapa waktu lalu saya nekat naik salah satu wahana di Surabaya Carnival Night Market, dan ending nya saya muntah-muntah dan pusing (payah banget, 22 tahun dan sudah pensiun mencicipi wahana seperti itu). Mungkin saya terlalu banyak nonton film ‘Final Destination’ kali ya...bikin parno, sumpah!.

Waktu menunjukkan pukul 18.00, dan kota Batu sedang diguyur hujan, saya dan kedua teman saya memutuskan mencari tempat makan di sekitar alun-alun Batu. Wisata ke kota Batu akan terasa kurang lengkap kalau belum mampir ke Kios Ketan Legenda di daerah alun-alun Batu. Kami bertiga menikmati kudapan malam sebelum makan malam sebenarnya (pantesss! Berat badan saya susah turun -_-). Satu porsi KSK (Ketan Susu Keju) habis sudah, udara dingin Batu membuat kami lapar lagi dan akhirnya kami makan di Waroeng Steak and Shake yang lokasinya tidak jauh dari alun-alun Batu. Karena perut sudah sedikit terisi, saya memesan steak tanpa nasi dan teh tawar hangat.

Hujan pun akhirnya reda, kira-kira pukul 20.00, mobil milik Dian sudah terparkir anteng di pelataran masjid Agung Batu dan kami sudah dalam kondisi bersih, setelah mandi air hangat di kamar mandi umum di gang dekat masjid. Ini kali pertama saya menemui tempat mandi umum yang nyaman, pantas saja Zia merekomendasikan tempat ini. Cukup membayar 8,000 rupiah saya sudah bisa menikmati mandi dengan air hangat. Kamar mandinya pun sangat bersih dan didepan kamar mandi umum ini juga terdapat kios kecil yang menjual minuman hangat, peralatan mandi, dan jajanan.

Setelah berganti baju dengan baju tidur, kami sudah bersiap akan tidur, tapi bianglala di tengah alun-alun tiba-tiba menyala dan mengalihkan perhatian kami. Karena setiap kali saya ke Batu, bianglala ini selalu tutup..akhirnya saya meminta ke dua teman saya menemani saya untuk naik Ferris Wheel. Dengan tiket sebesar 4,000 rupiah, saya dan kedua teman saya bisa menikmati indahnya kota Batu di malam hari dengan Ferris Wheel ini. Akhirnya salah satu wishlist saya tercapai J.

Berbekal selimut tebal, jaket dan kaos kaki, kami mulai menyiapkan tempat tidur di emperan masjid. Sebelumnya kami sudah meminta izin pada bapak penjaga untuk menginap selama satu malam, untung saja sang bapak penjaga memperbolehkan kami menginap di emperan masjid dengan syarat kami harus bangun sebelum sholat subuh alias jam 4 sudah balik ke mobil. Malam itu saya tertidur duluan, meskipun capek tapi saya sangat senang satu hari ini...besok kami berpetualang lagi ke beberapa tempat sebelum kembali ke Surabaya. Great day for today..

-xoxo-