SUROBOYO BUS, Naik Bus Bayarnya Pakai Botol Plastik

November 29, 2018

Dear bloggies,


Kira-kira sudah tujuh bulan terakhir ini kita sering melihat pemandangan Suroboyo bus warna merah ini wira-wiri di Kota Surabaya. Bus yang bentuk nya mirip Tayo ini, menjadi selebritis di beberapa bulan terakhir dan selalu dijejali oleh penumpang, setiap jam berangkat kerja, pulang kerja serta setiap weekend tiba. Bagaimana tidak, berbeda dari bus biasanya, bus ini TIDAK MENERIMA pembayaran tunai dengan uang, namun dibayar dengan botol plastik bekas.



Tabel akumulasi penukaran sampah plastik
Karena penasaran, saya mencoba naik bus ini dari halte JMP menuju terminal bungur asih, sekalian pulang kampung. Hari Jumat siang sepulang kantor, saya sudah berdiri manis berbaur dengan rombongan ibuk ibuk yang sepertinya baru selesai belanja di Ampel,  menunggu bus ‘botol’ ini tiba. Lumayan lama, sekitar 20 menit saya menunggu, bus ‘botol’ sudah terlihat melaju bak Tayo berwarna merah dari halte Rajawali. Oh, iya..halte JMP letaknya bukan pas di depan JMP loh, tapi di sebelah pom bensin Rajawali nya, seberang Lontong Balap Rajawali pas.

Masuk ke bus, saya disambut petugas yang sudah bersiap di tempat pengumpulan botol plastik di area tengah bus, saya menukarkan botol plastik saya dengan tiket bus yang memiliki masa berlaku selama 2 jam. Pemerintah kota Surabaya menyediakan 2 pos penukaran sampah botol plastik yakni di halte Rajawali dan Halte Bungur Asih. Bagi kalian yang menukarkan botol plastik di pos tersebut akan mendapatkan semacam kartu berisi 21 kolom sticker dan akan diisi sticker sesuai dengan akumulasi jumlah botol yang kamu kumpulkan di pos tersebut, pastikan botol bekas nya sudah dalam kondisi bersih yak!. 

Bus ini memiliki kursi yang berwarna warni sesuai dengan fungsi nya. Kursi Pink khusus diperuntukkan untuk  wanita, kursi merah merupakan kursi prioritas untuk lansia dan ibu hamil, dan kursi jingga dibagian belakang untuk semua kalangan. Pembagian kursi tersebut bertujuan untuk meminimalisir tindak pelecehan seksual yang sering terjadi di kendaraan umum seperti ini.


Kursi pink untuk wanita, dan merah untuk prioritas sesuai gambar

Kursi oranye untuk semua kalangan
Keren sih menurut saya, karena penumpang diberikan rasa aman dan nyaman saat mengendarai public transport, apalagi terdapat 12 kamera CCTV yang terpasang di dalam bus. Penumpang juga dilarang untuk makan dan minum selama di dalam bus, untuk menjaga kebersihan bus dan mencegah oknum oknum yang suka buang sampah sembarangan melancarkan aksi nya, duh…semakin menambah nilai bus ini di mata saya. Perjalanan dari Jl. Rajawali menuju Terminal Bungur Asih ditempuh dengan waktu 45 menit. Bus yang adem, nyaman dana man ini membuat saya terkantuk kantuk sepanjang perjalanan, hehehe.Perjalanan pertama ini menyenangkan.


Contoh kartu yang berisi sticker hasil penukaran botol plastik
Baru sekitar 2 bulan terakhir, Suroboyo membuka jalur baru yang menjangkau Surabaya Timur hingga Surabaya Barat. Saya menjadi salah satu netizen yang excited banget ketika diumumkannya jalur baru ini, karena akan dekat dengan kos saya di daerah ITS sana. Pengalaman kedua saya menggunakan Suroboyo bus saat pulang kerja dari daerah rawali menuju ITS. Saya perlu transit di halte Siola dan menunggu datangnya Suroboyo bus jurusan ITS.

Setiap naik akan diberikan tiket ini yang berisi jam masa berlaku tiket
Tidak seperti biasanya, sore itu bus nya terlambat hampir satu jam lebih saya menunggu di halte bersama puluhan penumpang lainnya. Kondisinya?? Jangan tanya, PENUUUHHHH BANGEEETT, karena memang peak nya jam pulang kerja. Petugas bus saja sampai menolak dan melarang penumpang naik lagi di halte ketiga di daerah tugu pahlawan karena bus memang sudah over banget. Tiba di halte Siola, saya harus menunggu sekitar 1 jam lagi untuk naik bus yang menuju ke ITS, karena bus yang sebelumnya sudah berangkat pas ketika bus saya hampir sampai di halte Siola. Alhasil saya menunggu di halte yang tidak ada tempat duduknya, akhirnya saya ngemper duduk di emperan plaza Tunjungan Electronic Center.


Suasana Suroboyo bus dimalam hari
Jika dihitung, saya menghabiskan waktu sekitar 2 jam lebih untuk pulang dan tidak efisien karena jam kedatangan bus yang tidak tentu serta armada yang masih terbatas. Meskipun gratis, transportasi publik ini cukup menguras waktu dan tenaga saya, jadi saya lebih memilih mengendarai skuter kesayangan saya daripada harus membuang 2 jam waktu saya di jalan. Semoga Suroboyo Bus semakin berbenah kedepannya dan bisa turut mengurangi kemacetan Kota Surabaya, oh iya…dan juga edukasi bagi masyarakat Surabaya untuk memaksimalkan dan bijak dalam menggunakan kendaraan umum.


Bersih, kondusif, aman, dan nyaman


PS: Mau keliling Surabaya GRATIS? Kalian bisa memanfaatkan bus ini, hanya bermodalkan botol bekas bersih, kalian bisa berkeliling Surabaya (asal tidak turun dari bus dan tiket kalian masih berlaku).

You Might Also Like

2 comments

  1. sama dong di Bengkulu juga lagi launching bis yang warnanya biru bener malah mirip Tayo dan masih ada gratisan sampe akhir tahun 2018. sayangnya haltenya gak semua ada jd agak susah buat naiknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. waah asik yaah, kalo public transport dibagusin kaya gini. Sama aja kok mba, disini halte nya tertentu juga masian, jadi ya emang agak susah buat naik

      Hapus