Random Talk About Mental Health
Maret 25, 2022Dear Bloggies,
creativebloq.com |
Akhir-akhir ini kesadaran akan pentingnya Kesehatan mental atau bahasa kerennya mental health, itu semakin meningkat. Hal ini mengingatkan aku ke kejadian yang pernah aku alami beberapa tahun lalu dimana aku berada di titik terendah dalam hidupku.
Saat itu aku baru saja keluar dari hubungan yang tidak sehat dengan mantanku, dan mungkin semesta seolah mendukung, memberiku jawaban bahwa dia memang bukan yang terbaik bagiku. Di momen itu, aku tiba-tiba tersadar, terbangun, kehilangan sandaran yang aku andalkan selama 2 tahun. Aku yang sebelumnya bergantung pada dia, menaruh asa setinggi-tingginya dan mempertaruhkan segalanya agar dia tetap berada disampingku, tiba tiba harus kehilangan semuanya dalam sekejap. Aku sadar akan segala resiko ketika aku meninggalkan hubungan ini, dan aku memilih mengambil resiko itu.
Saat itu aku mengalami gejala-gejala yang baru baru ini aku tahu kalau aku mengalami depresi. Tidak selera makan, terlalu banyak tidur, menangis sampai tertidur dan terbangun dengan wajah yang sembab dan aku kehilangan berat badan sebanyak 20kg saat itu.
Di fase itu, aku berusaha bangkit, berusaha untuk berfikir jernih dan tetap bertahan untuk hidup, membuktikan ke dia bahwa saya bisa maju tanpa dia. Aku bingung harus cerita kemana, akhirnya aku tumpahkan semuanya dengan menulis di buku harianku. Saat itu aku belum mengenal layanan konseling dan hanya bercerita dengan bebas di buku harian sambil menangis.
Akupun berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan, dan perlahan Kesehatan mental ku semakin stabil. Namun di awal 2017, keluargaku tertimpa ujian besar yang saat itu membuat Kesehatan mentalku kembali goyah. Aku kembali mengalami mimpi buruk hasil dari trauma hubungan dengan mantan.
Kali ini aku memberanikan diri untuk menjadi responden salah satu mahasiswa psikologi yang sedang mengerjakan thesisnya. Di akhir sesi konseling kesimpulan yang aku dapatkan hanyalah ‘aku kurang mendekatkan diri pada Tuhan’, jawaban itu tidak bisa kuterima.
Hidupku terus berjalan dengan aku yang masih membawa trauma hubungan masa lalu dan berusaha menyelesaikan masalah di keluargaku. Aku jadi sering menangis tiap malam, sampai setiap tahunnya aku masuk rumah sakit dan bedrest selama 1 minggu karena gejala tipus. Aku berusaha untuk tetap waras, dengan mencari pelarian ke traveling, lebih banyak berjejaring, dan melakukan hal hal yang aku suka untuk membuktikan pada dia bahwa aku jauh lebih baik tanpa dia.
Tapi semua hal aku lakukan tidak sepenuhnya membuatku sembuh.
Pada akhirnya, aku kembali ke keterpurukanku, suara suara buruk tentang masa laluku terus menghantuiku dan aku masih belum bisa memaafkan diriku sendiri atas keputusan keputusan ku di masa lalu. Setiap malam aku harus berperang batin, antara harus mengakhiri hidup atau tetap bertahan. Itu semua berlangsung dalam waktu 3 tahun belakangan ini.
Aku bersyukur dikelilingi oleh orang-orang baik dalam hidup yang secara tidak langsung membantu proses penyembuhan diri dan penerimaan diri. Perlahan aku mulai menata pola berfikir ku, dan lebih ke arah menjalani hidup sebaik mungkin tanpa perlu membuktikan pada siapapun.
Baru akhir-akhir ini sadar, setelah mendengarkan podcast obrolan Habib jafar tentang Psikologi dan Agama, ternyata memang benar, dari semua aspek di hidupmu, satu satunya yang bebas dari ketergantungan orang lain ya SPIRITUALITAS, hubungan dengan Tuhan.
Psikolog dan psikiater memiliki peran pendukung dalam menyembuhkan kesehatan mental kita. Adalah kemauan dalam diri dan hubungan dengan Tuhan yang bisa menstabilkan mental kita. Bukan semata mata ketika kita mengalami keterpurukan dan depresi kita disuruh mendekatkan diri ke Tuhan, tapi carilah bantuan professional untuk mendengarkan keluh kesahmu atau setidaknya memberikan support dalam bentuk fisik, selebihnya keputusan ada di tangan kita.
Ada kutipan dari podcast itu yang membuat pikiran saya terbuka,
“Justru spiritualitas adalah satu-satunya yang bisa menyelamatkan manusia ketika seluruh aspek hidupnya hancur”.
Kesimpulannya, ketika seluruh duniamu runtuh, dan kamu butuh pertolongan, segera cari pertolongan dengan datang ke professional dan afirmasi positif untuk diri bahwa jalan masih panjang, sayangi diri, peluk diri, dan dekatkan diri pada Tuhan.
Tuhan tidak akan memberikan ujian melebihi kuasa hambaNya
This too shall pass
2 comments
Karena pda dasarnya manusia dari tidak ada, kemudian ada, dan kembali tiada. Semula diciptakan oleh sang pencipta untuk menghamba kepada sang pencipta, dan setelah masa penghambaan nya habis ia akan kembali kepada Nya.
BalasHapusTak ada yang kuat kecuali Tuhan semesta alam, yang ada di sekeliling kita ( dunia se isinya) hanya sebentar dan sementara juga sebagai bukti bahwa itu semua diciptakan oleh Tuhan semesta Alan Allahu robbil 'alamiin.
Semoga kisah di atas juga akan dibca oleh kebanyakan orang yang mengalami hal yang sama dan akhirnya akan muncul cahaya dalam jiwa untuk mengingat Tuhannya dalam relung hatinya.
Terimakasih sudah meninggalkan komentar baik di postingan saya. Semoga tulisan dari pengalaman saya bisa sedikit menyentuh mereka yang sedang putus asa dan butuh pertolongan.
HapusSayangi diri, cari pertolongan, dan mendekatkan diri ke Tuhan