Akhirnya, Ketemu Zayn Malik!!
November 16, 2015
“TOK...TOK..TOK...”
“Andin..wake up!!you’ll be late for the VMA,!! You have been waiting for
this occasion right!,” dengan bahasa inggris dan aksen British yang kental,
seseorang membangunkanku. Setelah membuka mata, kamar ini juga tampak asing. Ruangannya yang besar dengan sliding door yang
terbuat dari kaca, dan tempat tidur yang kutempati sekarang ini berukuran king
size dengan bantal empuk berisikan bulu angsa mahal. Bingung dengan suasana yang asing, aku mulai berjalan
keluar kamar. Seorang gadis dengan rambut pirang sedang membuat kopi di pantry dapur.
“Excuse me, who are you,?’ ujarku takut-takut.
“Oh My God, are you drunk?! I’m Charlie, your manager..God! why you haven’t
prepare, dear??” gadis yang bernama Charlie ini tiba-tiba menyeretku ke kamar,
menunjukkan dress yang benar-benar
bagus.
Mungkin baju bermerek, dan baju ini seharusnya untuk orang yang bertubuh
bak Dewi, bukan tubuhku yang jauh dari kata ideal.
“Are you sure? This is mine,” aku bertanya ke Charlie.
“Blimey! Yes, of course, now you change the dress, I’ll prepare the make up
for you!,” Charlie sibuk mengeluarkan kotak make up dan menatanya di meja rias
di salah satu sudut kamar. Aku berjalan ke kamar mandi dengan membawa dress, yang kuharap muat ditubuhku.
Aku mulai berkaca di kamar mandi, “Astagfirullah! Kok wajahku tirus gini!!,”
aku mengamati tubuhku sekali lagi dan aku tersadar bahwa tubuhku kurus!. Ini
mimpi!!aku berusaha mencubit tangan dan pipiku, sakit. Oh, ini kenyataan! Aku membasuh
muka dan menggosok gigi, tersenyum dengan perubahan yang terjadi ditubuhku.
Meskipun sejuta pertanyaan memenuhi kepalaku, namun rasa bahagia atas tubuh
yang langsing ini membuatku masa bodoh dengan pertanyaan-pertanyaan itu.
Setelah 30 menit Charlie memoles wajahku dan menata rambutku, dia tersenyum
dan mengecek jam nya.
“Ups..we should go now, c’mon dear!” Charlie segera keluar dari kamarku.
Aku mematut diri di kaca, melihat perubahan yang drastis. Well, oke! Mungkin ini
mimpi, tapi rasanya seperti nyata, entahlah. Aku berjalan mengikuti Charlie
menuju mobil yang diparkir dibawah.
“Uhmm, Charlie..will we meet One Direction in VMA,?” aku teringat salah
satu boy band favoritku yang menjadi nominee setiap tahunnya.
“Yes, and Zayn is looking forward to see you. I don’t know what you have
done to him, but he seems falling in love deeply with you,” Charlie terkikik
geli.
Aku merasa pipiku panas karena menahan rasa bahagia yang luar biasa.
Akhirnya, aku bisa bertemu Zayn Malik!! setelah bertahun-tahun berharap bisa
bertemu. Perjalanan dari apartemenku ke tempat VMA ditempuh dalam waktu 30
menit. Sesampainya disana, paparazzi berkumpul di depan area pintu masuk.
Karpet merah panjang dari drop zone
ke gerbang masuk sudah mulai di padati artis-artis Hollywood lain.
“Alright Andin..the show must go on! C’mon,” Charlie menenangkanku dan
memberikan clutch bag milikku.
Aku merasa sedikit pusing dan silau dengan kilatan blitz dari ratusan
paparazzi di sepanjang karpet merah. Suasana semakin ramai ketika rombongan One
Direction tiba. Aku menarik nafas dalam-dalam saat melihat mereka turun satu
persatu dari mobil. Aku melihat Zayn dengan setelan jas hitam dan rambut yang
tertata rapi, dengan jambangnya yang belum dicukur.
“Gosh! Subhanallah, ganteng buanget,” aku bergumam sendiri. Tiba-tiba Zayn
melambaikan tangan padaku. Oh tidak...apa yang harus aku lakukan, aku membalas
lambaian nya dengan senyum kikuk.
Aroma parfumnya yang wangi memenuhi hidungku ketika dia mulai mendekat.
Tiba-tiba aku merasakan Zayn menggandeng tanganku.
“Hello beautiful, you made it here yeah?” Zayn tersenyum kepadaku. Tidaakk!
Bahkan suaranya pun terdengar seperti lantunan nyanyian dari surga, adem di
hati.
“Huh? Oh..well, yeah..,” aku tergagap menjawab pertanyaanya. Kami berjalan
berdua beriringan masuk ke gedung. Aku melihat Harry, Niall, Liam, dan Louis
yang semuanya kelihatan charming. Aku
bersusah payah untuk tidak histeris dengan situasi ini. Well, aku ditengah
selebritis Hollywood dan berjalan di red
carpet VMA. Setelah duduk satu meja dengan One Direction, aku meminta izin
ke kamar mandi untuk membetulkan make up ku.
Sedikit tidak percaya diri dengan penampilanku sekarang, aku memutuskan untuk
memeriksa make up.
Aku membuka clutch bag ku yang
ternyata berisi beberapa alat make up darurat.
Aku mengambil blush-on peach dan
mulai memonyongkan bibirku untuk menyapukan blush-on
di tulang pipiku secara tepat, tiba-tiba sesorang menepukku dari belakang.
“Andin!! Sudah sholat subuh apa belum!, ndin...ndin...,” suara yang
familiar. Tiba-tiba aku sudah berada di kamar kos ku. Kakakku membangunkanku
karena sudah jam 5.00 pagi, waktunya untuk sholat. Aku terbangun dengan kecewa
dan cemberut karena semua yang ku alami tadi hanya MIMPI!MIMPI saudara-saudara!!!. Aku berjalan mengambil air wudhu dengan menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal, karena penasaran dengan mimpi yang berasa nyata. Hhhh...memang akhir-akhir
ini aku terlalu sering membaca fanfiction
One Direction, terlebih membaca fanfiction
nya Zayn Malik. Ah...mimpi yang ‘keterlaluan’.
2 comments
Haha. Aku pernah mimpiin artis kek gini mbak. Rasanya kayak melayang banget. Kwkw
BalasHapusrasanya sedih....ketika bangun..dan kembali ke kenyataan..hahahahhaha
Hapus