50 days Hectic-Fun-Amazing Life in Semboro!

September 23, 2016

Dear Bloggies,
Pintu Masuk Perumahan Dinas PG Semboro
Selama 50 hari saya menjalankan magang sebagai calon karyawan di salah satu unit usaha PTPN XI, Pabrik Gula Semboro-Jember, banyak sekali pelajaran yang saya dapat disini. Mulai dari penyesuaian dengan lingkungan dan orang-orang baru hingga budaya kerja yang mungkin tidak pernah saya bayangkan. Saya dan 12 orang lain (7 perempuan dan 6 laki-laki) yang termasuk bagian Administrasi, Keuangan, dan Umum (AKU) di tempatkan di PG Semboro sejak 16 Juli lalu. Rasa takut berkenalan dengan orang baru dan insecure yang sempat saya alami beberapa waktu belakangan mulai luntur seiring berjalannya waktu.

Bus yang kami tumpangi tiba di PG Semboro sekitar pukul 20.00 malam. Saat itu, kami ber tiga belas langsung ditempatkan di wisma tamu milik PG. Karena sebagian besar bangunan di Pabrik Gula merupakan bangunan tua peninggalan jaman Belanda, kesan seram dan angker sangat terasa ketika pertama kali tiba di wisma tamu tersebut. Pada awalnya, kami ditempatkan di kamar dengan spring bed, AC, TV, dan kamar mandi dalam plus asupan sarapan pagi selama satu minggu. Tapi segalanya berubah ketika ketetapan General Manajer turun di hari Sabtu pagi, saat momen ‘penyambutan’ kami di kantor. Semua fasilitas yang kami dapatkan dicabut seketika, dan kami diharuskan pindah menempati rumah Loji* kosong dengan tujuan membuat kami terbiasa menempati rumah dinas Loji yang suatu saat nanti bisa kami tempati setelah di tugaskan di masing-masing unit PTPN XI.
Wisma Tamu PG Semboro, awal kita menginap selama dua hari
Ketetapan tersebut sempat membuat kami kaget dan banyak mengeluh pada awalnya, namun sekarang saya sangat bersyukur, karena dengan di pindahkannya kami ke rumah Loji, bonding di antara kaum perempuan menjadi lebih mudah terbentuk dan kuat. Saya dan enam perempuan lainnya tinggal di Loji nomor 35 yang bersebelahan dengan klinik PG Semboro. Sebelumnya, rumah tersebut di tinggali oleh pak mantri klinik, namun beliau memutuskan pindah ke rumah nya sendiri sejak satu bulan yang lalu.
Teras depan Loji

Kamar mandi bagian belakang Loji 35
Saat pertama kali datang di rumah tersebut, hanya ada 7 dipan tempat tidur dengan kasur busa dan satu kasur kapuk yang tertata rapi di dua kamar besar. Saking luasnya kamar, kami bertujuh memutuskan untuk menggabung 7 dipan tempat tidur dalam satu kamar (lebih karena kami merasa takut untuk tidur di ruangan seluas itu sih, hehehe). Urusan kamar beres, kami pergi ke kamar mandi yang kondisinya saat itu benar-benar kotor parah. Banyak ditemukan lumut dan kondisi lantai keramik sangat kotor di kamar mandi yang ukurannya lebih besar dari kamar kos saya di Surabaya, kira-kira 4x3 m². Mbak Aisyah yang saat itu tidak betah melihat kondisi kamar mandi memilih langsung melakukan pembersihan total dengan bekal sarung tangan karet, sikat kawat, dan pembersih lantai (makasih banyak ya mbak!! You are our hero!!).
Ruang Tengah yang beralih fungsi menjadi tempat koper dan tempat sholat kami

Senja sendu dari kamar depan yang kami tempati bertujuh
Posisi kamar mandi rumah Loji Belanda memang kebanyakan terletak terpisah dari bangunan utamanya, seperti kamar mandi kami. Kamar mandi kami terletak di lorong belakang, sejajar dengan gudang, dapur, dan berbatasan langsung dengan kebun ketela. Setiap malam, saya selalu minta diantar untuk ke kamar mandi, karena saya orangnya penakut akut. Untuk urusan kebersihan, pada awalnya kami berniat membuat jadwal kebersihan, namun itu semua gagal di terapkan (hahahaha). Untuk urusan bersih-bersih di kembalikan ke kesadaran masing-masing anak untuk tetap menjaga kondisi rumah agar bersih dan enak di pandang. Kami bertujuh saling mengingatkan untuk masalah kebersihan.
Sunday Routin bersama Kepala Keamanan, Baris Berbaris Guys!
Selama dua minggu pertama, kami ber-tiga belas memilih untuk catering makanan setiap pagi dan malam. Harga satu porsi makanan dari catering dibanderol 10 ribu, menu catering pun berganti-ganti setiap harinya. Dari catering inilah menjadi awal mula kenaikan berat badan saya selama magang di sini (hahahaha). Ditambah lagi, kami menemukan warung masakan rumahan yang harganya LUAR BIASA MURAH! Serius, beneran MURAH!!, namanya warung Mak Tum (kami menyebutnya MT). Di Warung Mak Tum ini, kami bisa makan all you can eat dengan hanya membayar 5 RIBU RUPIAH! Untuk nasi, lauk dan sayur sepuasnya. Menu andalan di warung ini adalah sambal uleg nya yang MAK NYUSS! dan ngangenin (makanan aja lu ndin ^o^!)
Warung All You Can Eat 5k
Pada awalnya, saya berpikir akan sangat canggung dan awkward sekali berkenalan dengan orang-orang baru. Sebelum-sebelumnya saya tidak memiliki masalah untuk berkenalan dengan orang baru, namun efek psikologis dari ‘tragedi’ yang baru saya alami benar-benar sangat terasa. Namun, semua rasa insecure dan awkward itu hilang secara perlahan. Entah kenapa, secara natural saya bisa cocok dengan ke enam wonder woman AKU yang menjadi teman satu kamar saya selama magang.
Rempongnya mau upacara 17 an, pake dresscode

Magic Bracelet
Saya akui, dalam proses magang ini, saya belajar banyak hal mulai dari teknis hingga non teknis. Saya mengenal banyak orang baru, mendapat ilmu baru tentang pabrik gula, mendapat pengalaman team work dengan berbagai macam background daerah dan pendidikan, dan saya menemukan keluarga baru disini (*smile widely, I really miss them). Karena kondisi orang tua saya yang sibuk, membuat mereka tidak bisa berkunjung ke tempat magang saya, jadilah orang tua dari teman-teman saya kebetulan berkunjung saya anggap orang tua sendiri juga. Selama magang ini, kami memang benar-benar di karantina dan dihimbau untuk tidak meninggalkan area pabrik (emplasemen), bahkan hari minggu kami diisi oleh kegiatan pengenalan pabrik dan pelatihan baris-berbaris ala militer gitu (tiring Sunday).
Wefie AKU Semboro bareng Pembina Baris Berbaris

Persiapan baris berbaris Minggu pagi
Saya mendapat banyak PR dari magang pertama ini, PR dan tanggung jawab yang lebih besar kedepannya. Itu semua sekilas cerita tentang pengalaman magang saya sebagai calon karyawan beberapa bulan terakhir.

(Pssst...saya dan mbak-mbak yang tinggal di Loji sempat mengalami beberapa kejadian mistis selama magang, but we can survive though hahahaha, love you all mbak tiw, mbak aice, wek, mbak adhel, mbak nana, mbak nano ^*^)

Bismillah...I’m on the way making my wishlist come true ^_^...

From Semboro with Love -xoxo-


You Might Also Like

10 comments